Jumat, 13 April 2012

ANALISA BREAK EVEN POIN (TITIK IMPAS)

TUGAS 4
ANALISA BREAK EVEN POIN (TITIK IMPAS)

Pengertian Analisis Break Even Poin (Titik Impas)
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.
Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap,
dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap,
maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh
keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di
keluarkan.

Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan,
bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan
yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu
pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas)
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel) merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap) merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi Laboratorium Pengembangan Akuntansi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.



PERHITUNGAN BEP
Atas dasar unit







Atas dasar sales dalam rupiah









Keterangan:
FC : Biaya Tetap
P : Harga jual per unit
VC : Biaya Variabel per unit

Biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi walaupun perusahaan tidak berproduksi.
Biaya variable adalah total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variable akan berubah secara proposional dengan perubahan volume produksi

Keterbatasan Analisis Break Even Point
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat
dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biaya-biaya
dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan
mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk
diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even
mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:
• Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu Laboratorium Pengembangan Akuntansi
• Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
• Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
• Sales mix adalah konstan

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau
berubah apabila:
1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.
2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
3. Perubahan dalam sales price per unit Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.
4. Terjadinya perubahan dalam sales mix Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.

Margin Of Safety
Margin of safety dalam hubungannya dengan analisis break even yaitu untuk
menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita
kerugian. Formulasinya adalah sebagai berikut:

M/S = (Budget sales – BEP)/ Budget sales

Budget Sales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan.